Pada postingan kali ini saya akan memberikan sebuah cerita adegan mesum dengan gadis prawan seorang sekretaris yang memiliki tubuh yang montok dan seksi dan juga masih prawan. Yang pada postingan sebelumnya saya buat artikel berjudul Cerita Sex Enaknya Ngentot Sama Pembantu Seksi Bag 2 sehinggat teman teman semua pasti lebih penasaran dengan cerita ini. Langsung saja baca artikel nya "Enaknya Mesum Dengan Gadis Prawan Sekretarisku" dibawah ini.
Belahan Dada Sekretarisku |
Montoknya Pantat Gadis Muda |
Sekretaris Hot Mau Telanjang |
Gairah Sekretaris Hot |
Enaknya Mesum Dengan Gadis Prawan Sekretarisku
Aku baru saja merekrut sekretaris baru karena sekretarisku yang lama sudah malas-malasan dan kurang profesional, apalagi setelah dia kawin. Oh, ya hampir lupa, aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang naik daun, tepatnya di sebuah bank swasta. Tak kuduga, sekretaris baruku itu memang bukan saja masih perawan, tapi rajin, pinter dan yang paling penting lagi adalah bodinya yang montok dan parasnya yang cantik, dengan kulit putih bersih tanpa cela. Dari pandangan mata pertama-kali ketika ku wawancarai aku langsung terpikat dan dari sorot matanya serta sikapnya terhadapku, aku juga faham jika dia suka padaku. Wah, cocok deh, rasanya pada se minggu pertama hari-hari di kantor begitu indah dan rasanya sangat cepat berjalan.
Namanya indah....Rita Purwati, oh... rasanya kerjaku semakin bersemangat. Setiap kali dia datang ke kamar kerjaku membawa surat atau minumanku, aku mulai menancapkan busur-busur asmaraku dari mulai menggenggam tangannya, mencium hidung dan keningnya tetapi masih cukup sopan, jangan sampai dia kaget atau marah. Tapi aku yakin, dia pun ingin diperlakukan demikian karena ternyata dia tak menolak bahkan kerjanya semakin rajin dan cekatan bahkan tak pernah bolos (termasuk ketika datang matahari....., eh, datang bulan). Kupikir tak apa, malah aku senang, toh aku belum mau pakai, yang penting bisa mencium bibirnya, hidungnya, keningnya dan dari hari kehari kami semakin tenggelam dalam asmara. Ketika itu, tahun 1982, dia sudah punya pacar bahkan pacarnya terus memintanya untuk segera kawin. Herannya, menurut pengakuannya, dia semakin benci dan tidak berniat kawin dengan pacarnya itu. Weleh weleh weleh, rupanya jerat cintaku telah merasuki jiwanya.
Sampai suatu hari ( 3 bulan kemudian ), aku memberanikan diri untuk mengajaknya pergi ke luar kota di hari minggu, karena tidak mungkin kami mencurahkan cinta kasih kami di kantor. Dia setuju dan berjanji untuk menungguku di sebuah pasar swalayan tak jauh dari rumahnya. Maka ketika mobil kami meluncur di toll jagorawi menuju Bogor dan kemudian ke Pelabuan Ratu Sukabumi, hati kami semakin berbunga-bunga sebab kami akan dapat mencurahkan segalanya tanpa takut diketahui orang atau pegawai lain di kantor maklum kedudukanku sebagai Kepala Cabang Bank swasta terkemuka disamping sudah beristeri dan beranak dua.
"Rit........" kataku pelan ketika mobilku keluar pintu toll. "Ada apa Pak?" Rita menjawab manis, sambil melirikku. "Sekarang jangan panggil bapak, panggil saja papah, biar nanti orang mengira kita ini suami-isteri". Dia mencubit pahaku sambil tersenyum manja, dan tangannya kutahan untuk tetap memegang pahaku, dia mendelik manja tapi juga setuju. "Pah...kamu nakal deh...", sambil mencubit sekali lagi pahaku. Wah, rasanya aku seperti terbang ke langit mendengar Rita mengatakan "papah" seperti yang ku minta. Sebaliknya, akupun mulai saat itu memanggil Rita dengan sebutan "mamah" dan kami saling memagut cinta sepanjang perjalanan ke pelabuhan ratu itu, laksana sepasang sejoli yang sedang mabuk cinta atau pengantin baru yang akan ber"honey-moon", sehingga tak terasa mobilku sudah memasuki halaman hotel Samudera Beach" Pelabuan Ratu yang berada ditepi samudra hindia dengan ombaknya yang terkenal garang. Laksana suami isteri, aku dan Rita masuk dan menuju "reception desk" untuk check-in minta satu kamar yang menghadap kelaut lepas. Petugas resepsi dengan ramah dan tanpa rewel (mungkin karena aku bermamah-papah dan terlihat sebagai suami isteri yang sangat serasi, sama ganteng dan cantiknya)segera memberikan kunci kamar, sambil minta seorang room-boy mengantar kami ke ruangan hotel di lantai tiga kalau aku tak salah.
Segera kututup pintu kamar, di-lock sekaligus dan pesan supaya kami tidak diganggu karena mau beristirahat. Aku dan Rita duduk berhadapan dipinggir tempat tidur sambil tersenyum mesra penuh kemenangan. Akhirnya, angan-angan yang selalu kuimpikan untuk berdua-duaan dengan Rita ternyata terlaksana juga. Kukecup hidungnya, keningnya, telinganya, Rita menggelinjang geli. Kusodorkan mulutku untuk meraih mulutnya, dia terpejam manja dan ketika bibir kami bersentuhan dan kuulurkan lidahku ke bibirnya, ternyata dia langsung menyedot dan melumat lidahku dalam-dalam. "Oooohhhhhgggghhh, paahhhh, Rita mulai terangsang dan merebahkan badannya, aku segera saja menggumulinya dan menaiki badannya, Rita melenguh dan terpejam, kemaluanku bergesekan dengan selangkangannya dan bau harum parfumnya semakin merangsang nafsuku. "Ppaaahhh, kita buka pakaiannya dulu, nanti lecek" Ohh, harum sekali mulutnya, kulumat habis wajahnya, kupingnya, jidatnya dan mulutnya. "Paahhh, bandel nih, kita buka dulu bajunya..!!!" Aku masih terengah-engah menahan nafsuku yang membara, kemaluanku semakin menegang menggesek selangkangannya. "OK Mahh...yuu buka dulu". Karena sudah sama-sama ngebet, kami saling membukakan pakaian dan setelah T-Shirt-nya kulepas, terlihat sepasang gunung menyembul putihhhh, dan mulusss sekali. Kami berpandangan setelah tak selembar benangpun menempel. Kudekap Rita yang mulus, putih, harum itu, kujilati semuanya sambil berdiri, sementara kemaluanku sudah tegang memerah.... apalagi ketika Rita mulai meraba dan meremas batang kemaluanku. Kuterlentangkan dia di tempat tidur, oh........ betapa mulusnya badan Rita, sempurna sekali seperti bidadari. Pinggulnya yang montok, buah dadanya yang putih kencang dengan puting merona merah dan kemaluannya yang dijalari jembut yang tidak terlalu lebat jelas menampakan bentuknya yang sempurna tanpa cacat, dan kelentit yang merah terlihat rapi dan belum menonjol keluar karena memang Rita masih perawan.
Kujilati dari ujung kaki sampai ujung jidatnya yang mulus, naik keatas, berhenti lama dibawah kemaluannya. Kumainkan lidahku diantara selangkangannya, Rita melenguh, terus kukulum-kulum kemaluannya, itilnya yang merah dan beraroma harum, tambah lama tambah merambah kedalam lobang kemaluannya yang merah..... "Oggghhh, Paahhhhh, geliiii.., terussss Ppahhhhh, ogghhh...., tapi jangan terlalu dalam Pahh..., saakiiiiiiittttt". "Yaaa, sayanggg....," sambil terus lidah dan mulutku mengulum kemaluan dan kelentitnya yang mulai terasa agak asin karena cairan kemaluan Rita mulai keluar."Ogggghhhh,Paaahhhhhh...,
adduuuhhhh, Paaahhhh, geliiiiii, Pahhh, Mamahhh kayaaaa maaauuu..... ogggghhhhh". Aku terus menjilati seluruh kemaluannya dengan membabi buta, kuhirup seluruh cairannya yang wangi itu..., sekali-kali lubang pantatnya kujilati dan Rita menggelinjang dan merintih setiap
kali kujilat pantatnya.
Kontolku semakin tegang dan keras, urat-uratnya terlihat jelas menegang, aku tahan terus supaya tidak ejakulasi duluan. Aku ingin memuaskan Ritaku yang tentunya baru merasakan kenikmatan syurga dunia ini bersama lelaki yang dicintainya. "PPPaaaaaaahhhhhh, eemmmmmgggghh.., terussssss... Ppaahhhhh, geelliiiii...., oooogggghhhhh..., papppaaahhhh jaahhhaaatttt!!!" aku masih saja terus melumat, memamah, menggigit-gigit kecil lubang kemaluan dan itilnya yang merah dan beraroma wangi..., dan pantat Rita semakin cepat naik turun sepertinya mau agar lidahku semakin masuk ke lubang kemaluannya."Ppaaahh, naikkkk Paaahhhh...., udaahhh dooonnnkkkk..., Mamahh nggak tahaannnn, sambil menarik tanganku. Matanya terpejam ayam, buah dadanya yang putih, mulus dan mengkel terlihat naik turun. Aku menaikki badannya dan kontolku yang sudah kaya besi terasa menggesek bulu kemaluannya dan nempel hangat disela-sela kemaluannya yang semakin basah oleh ludahku dan cairan vaginanya. Kuremas dan kuhisap buah dadanya, kukulum puting susunya yang merah muda, terasa sedap dan manisss. Rita menggelinjang dan semakin melenguh. "Maahhhh, masukin yaa, kontol Papah"..., dia mengangguk sambil tetap terpejam. Kubidikan kontolku yang sudah keras itu kelobang kemaluannya, dan kujajaki sedikit-sedikit lobangnya, maklum Rita masih perawan, aku tak ingin menyakitinya. "PPPaaahhh, masukkkaannnn ...cepatttt..." Mamah nggak tahannn pppahaaahhhh.."
Kutancapkan kontolku lebih dalam, Rita merintih nikmat, pantatku naik turun untuk mencari lubang kemaluannya yang masih belum tertembus kontol itu, Rita terus menggoyangkan pantatnya naik turun sambil terus merintih. "Maaaahhhhh, kontol Papahhh udahhh masuuukkk, oooogghhhhhh mahhhh, memeknya lezat, menyedot-nyedottt... kontolllll...." aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa, karena disamping Rita masih perawan, memeknya juga punya keistimewaan yang sering disebut "empot ayam" itu. Tambah lama, kontolku tambah melesak jauh ke dalam memek Rita.... dan... ada beberapa tetes darah sebagai tanda keperawanannya diberikan kepadaku, boss-nya, kekasih barunya..... Oh, betapa bahagianya hati ini. "Ppaaahhhhh, saaakkkiitttt, Paaahhhh, tapiii enaaakkk, oooogggghhh..paahhhh, teruss, goyangggg paahhh...., oooghhhh, cepeettiinnn paaahhhh..." Aku semakin mempercepat goyangan pantatku naik turun dan kontolku sudah bisa masuk semuanya ke lobang kemaluan Rita. Aku bangun dan duduk sambil kupeluk Rita untuk duduk berhadap-hadapan dengan tidak melepaskan kontolku. Rita duduk dipangkuanku dengan kaki melonjor kebelakang pantatku. Kontolku terus menancap dimemeknya dan Rita mulai menaik-turunkan pantatnya. "Paaahhh, oggghh...
pahhhhh, sambil melumat bibirku dan menggigitnya. "MMmmaahh,oooogghhh, aememmmhhh,...., maaahhh, goyanggg terussssss...., Papahh mau keluarrrr....." Rita semakin beraksi menaik turunkan pinggulnya yang bahenol dan putih bersih dan akupun meladeninya dengan menaik-turunkan pantat dan kontolku semakin kencang juga. "Pppaaahhhhh....., papahhhh harussss tanggung jawab yaaa, kalau Rita hamilll" ucapnya disela-sela nafasnya yang semakin ngos-ngosan. "Ritaaa...emmhhhhgggg, sayanggg Pappaaaahhhh..... biarin mengandung anak papaahhh..." manjanya. Aku mengangguk saja sebab aku sangat mencintainya. "Ppaaahhh,.... ooogghhhhh... emmgghhh..., Ritaaa mauuuu... keluaaaaaaarrr..... oomhhhh". "Papahhhh.. jugaa... sayanggg...."jawabku sambil terlentang lagi sedangkan Rita tetap nongkrong berada di atas badanku dan memek serta pantatnya naik turun semakin cepat melumat habis batang kontolku. "Paahhhhh....., mamahhhhh... oooooghhhhhhh.... sssakittt, oooogggghhh... tapiii ..ennaaaaaaaakkk" ketika kubalikan badannya dan kutancapkan kontolku dari belakang.Kugenjot terus kontolku keluar masuk lubang kemaluannya sambil kuremas-remas pinggulnya yang mulus dan montok seperti gitar itu, Rita semakin merintih, aku juga semakin tersengal-sengal menahan nafasku dan kontolku yang semakin liar. Waktu sudah berjalan sekitar 50 menit sejak kami masuk kamar. Kuat juga pikirku, mungkin berkat latihan yogaku yang cukup teratur, sehingga bisa menahan emosi dan cukup nafas. Aku memang rada jago juga dalam bermain asmara diranjang.
"Terruuusss..... paahhhhh... eemmmhhhh... ogghhhh.... paaahhhh,.. pppaaahh, ooggghhhh... mamahhhhhh maaaooo keluaaaaarrr... oogghhhh......, barengggg...paaahhhh....." Aku cabut dulu kontolku dan Rita kuminta untuk terlentang kembali dan lantas kutindihi lagi sebab aku ingin menatap dan menciumi wajah kekasihku ketika kami sama-sama ejakulasi. Kutancapkan kembali kontolku ke memeknya yang terlihat semakin memerah, kujilati dulu lendir-lendir dikemaluannya sampai lumat dan kutelan dengan nikmat. Dia menggeliat "Cepat donk masukan lagi kontolnya Pah!!". Dan "bbbbblllleeeeeeeessssssssss", oh nikmat sekali rasanya memek perawanku tercinta ini. Aku seperti diawang-awang, saling mencintai dan dicintai.Kugoyang terus pantaku semakin lama semakin kencang dan kontolku keluar masuk memeknya dengan gagah, Rita terus melenguh kenikmatan sambil tangannya memilin-milin puting susuku semakin membawa nikmat.
Rita semakin menggila goyangannya mengimbangi keluar masuk kontolku ke memeknya, kontolku terasa disedot-sedot dan dijepit dengan daging lunak yang ngepres sekali. Keringat kami semakin bercucuran dan semakin membangkitkan gairah cinta......, kemudian tiba pada puncak gairah cinta dan syurga dunia kami yang paling indah, paling berkesan sekali disaksikan laut kidul...., dan kami berdua serempak berteriak dan mengejang........"Paaaahhhhhhh...... Maaaaaaahhhhh..... oooooggghhhhh... mauuuuu keluuuuuuaaaarrr... ogghhhhh...... baarrrreeeengg...... yuuuuu..., oooghhhhh... sayaaaangggg....." Kami sama-sama mengejang, mengerang, merengkuh apapun yang bisa direngkuh..., sebuah klimaks dua manusia yang saling mencintai dan baru dipertemukan, meskipun sudah agak telat karena aku sudah berkeluarga.
Sejak itu, aku terus memadu kasih kapan dan di mana saja ( kebanyakan di luar kota )sampai Rita kawin dan keluar dari perusahaanku. Anak-anaknya adalah anak-anakku juga bahkan wajahnya mirip wajahku dan kadang-kadang kami masih bertemu memadu kasih karena kami tidak bisa melupakan saat-saat indah itu. Kapan akan berakhir "back-street" ini, kami tidak tahu sebab cinta kami sangat mendalam.
Seperti telah kuceriterakan pada bagian ke II, Rita telah keluar dari kantor cabang bank yang kupimpin di bilangan Slipi, karena dia dipaksa kawin dengan seorang laki-laki yang tidak dicintainya. Namun sebagai anak yang patuh sama orang tua, terpaksa harus mengikuti keinginan orangtuanya dan ikut bersama suaminya setelah itu ke Bandung, karena suaminya bertugas di kantor pajak jawa barat. Sebulan sebelum menikah dia kuajak ke Singapore untuk operasi selaput dara, karena aku tidak ingin Ritaku bermasalah dengan suaminya pada malam pengantinnya. Kami menginap di sebuah hotel di kawasan Orchard Road yang ramai dan penuh pertokoan selama tiga malam dan satu malam lainnya aku menungguinya di rumah sakit Elizabeth yang terkenal dan langsung ditangani oleh dr. Lie Tek Shih, spesialis operasi plastik, kenalan lama saya. Malam sebelum operasi selaput dara, kami menumpahkan seluruh kasih sayang semalam suntuk di hotel bintang empat itu, dan malam itu merupakan malam yang ke 24 ( karena Rita rajin mencatat setiap pertemuan kami ) kami memadu kasih dan terlarut dalam kebersamaan yang tiada tara sejak yang pertama di "Samudera Beach" Pelabuan Ratu.
"Papah,...." Rita bersender manja didadaku di kamar hotel itu. "Apa sayang?" jawabku sambil mencium rambutnya yang harum. "Mamah...,mamah nggak mau kawin dan meninggalkan Papah...." rengeknya manja.
"Memangnya kenapa sayang?" jawabku sambil mengusap sayang payudaranya yang putih ranum. "Mamah nggak cinta sama calon suami pilihan Bapak, lagipula Mamah nggak mau meninggalkan Papah sendirian di Jakarta...". Matanya terlihat mulai berkaca-kaca.....,"Mamah sangat sayaaaaaanggggg.... sekali sama Papah, Mamah cintaaaaa.... sekali sama Papah, Mamah tak rela tubuh dan segala milik Mamah dijamah dan dimiliki orang lain selain Papah..achh...., kenapa Tuhan mempertemukan kita baru sekarang? setelah Papah punya isteri dan anak?" Rita terus bergumam sambil membelai dadaku dan sesekali mempermainkan puting susuku yang semakin keras.
"Mahhh...., sudahlah, itu sudah diatur dari sananya begitu...., kalau dipikir, Papahpun nggak rela kamu dijamah laki-laki lain, papah tak kuasa membayangkan bagaimana malam pengantinmu nanti...., tapi semuanya sudah akan menjadi kenyataan yang tidak mungkin kita robah". Aku menciumi seluruh mukanya dengan segenap kasing sayang, seakan kami tidak ingin terpisahkan....., air mata kami berlinangan campur menjadi satu dalam kesenduan dan kemesraan yang tak pernah berakhir setiap kali kami memadu kasih.
"Papaaahh....., nikmatilah Ritamu sepuasmu.....Pahhh.., sebelum orang lain menjamah tubuhku". Rita menarik tanganku ke buah dadanya dan merebahkan badannya ke kasur empuk sebuah double-bed. Aku beringsut mendekatinya, sambil kurebahkan badanku di samping tubuhnya yang putih mulus dan sexy itu. Kuusap-usap penuh mesra dan kasih sayang buah dadanya yang putih ranum dengan putingnya yang merona merah. Kujulurkan mulut dan lidahku ke puting buah dada kirinya yang menurutnya cepat membuat rangsangan berahinya timbul.
"Pppppaaaaaahhhh......, gellliiiiii...... sayaaaangggg.... oooggghhhh, Paahhhhh..., naikin Mamaaaahh... paahhh......" Matanya merem ayam dan dadanya semakin turun naik.
"Iyyaaaa, yaaanngg..." aku segera menindihi badannya, dan kontolku mulai kembali tegang. Tiba-tiba Rita membalikan badannya dan mendadak merenggangkan kedua kakiku. Tak sampai satu menit, Rita sudah mengulum kontolku yang semakin mengeras dan mengkilat kepalanya sampai batangnya amblas semua ke dalam mulutnya. "Ooogghh, Paahhh, udah assiiinnn, Papah udah ngiler nih, tapi nikmat koq..., Mamah suka..". Aku semakin merem melek..."Ogghhh, Mmaaahhh, geeeellliiiii, sayaaaaanggg.., nikmaaatttt, ogghhh...". Rita mengenyot biji pelirku dan menggigit-gigit sayang, hingga aku menggelinjang geli dan nikmat. Rita memang pinter, hebat, telaten dan cantik. Aku terkadang tak suka dan tak rela dia nanti ditiduri dan dijamah lelaku lain, walaupun itu suaminya. Aku terpikir untuk menggodanya.
"Mah, apa nanti suamimu juga dijilati begini..?". Rita berhenti melumat dan menjilat kontol dan pelirku sejenak. Matanya mendelik dan mencubit pantatku keras sekali.
"Jangan nyakiti hati Mamah ya Pah..., Mamah sumpah nggak akan seperti ini, seperti main sama Papah, meskipun nanti lelaki itu resmi jadi suamiku" Rita iseng mengusap-usap kontolku penuh sayang sambil nyerocos lagi. "Percaya dech pah, Rita cuma cinta sama papah, paling-paling kalau main nanti sama dia sekedar karena kewajiban, biar aja kaya gedebong pisang". "Bener ya mah, papah nggak rela kalau kamu main sama dia dirasain, terus ikut goyang dan melenguh, papah pasti merasakannya" kataku nimpali. "Nggak bakal sayang....., mamah hanya manja dan menikmati semua kalau ngewe sama papah...., percaya dech sayang.." Rita kembali naik di atas badanku dan kontolku terus diusap-usapnya dan sesekali dikocoknya persis di bagian kepalanya, sehingga langsung tegang dan berdiri perkasa menampakan otot-ototnya. Rita mengangkat sedikit pantatnya keatas dan menyelipkan kontolku yang semakin perkasa ke lubang kemaluannya yang
mulai basah dan licin. Kontolku nggak begitu panjang memang, paling sekitar 15 sentimeter, tapi booo..., kerasnya seperti besi, dan Rita selalu menikmati klimaks dengan sangat bahagia bahkan bisa berkali-kali klimaks dalam setiap kali ngewe denganku. Pantatnya mulai bekerja naik turun dan pantatku juga mengimbanginya dengan menekan-nekan keatas, sehingga Rita semakin merem melek keasyikan.
"Ppaaahhh, aagggghh..., terus teken sayaaaanggg...., Mamaaahh, eennnaaaakkkk...., adduuhhh paahh.., oogghhh.., Mamaahhh, cinttaaa.... yaaangg..." Selalu dech Rita nyerocos mulutnya kalau lagi keasyikan memeknya melumat kontolku. Memeknya mulai lagi nyedot-nyedotkontolku dengan "empot ayamnya" yang tak bisa kulupakan. "Mmmaaahhhhh...., ooooggghhhhh....aduuuuhhh, maaahhhh, nikmaaatttt, sayaaaang.., teruuusss maaahhh, goyaaannggg". Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kuremas-remas buah dada dan putingnya, hingga dia kegelian dan semakin kencang menaik-turunkan pantatnya, sampai bunyi gesekan kontol dan memeknya semakin terdengar. Rita membalikan badannya dan membelakangiku tapi dengan posisi tetap diatas tubuhku tanpa mengeluarkan kontolku dari kemaluannya. Aku paling bernafsu kalau melihat pantat Rita yang putih mulus dan bahenol turun naik didepan mataku sambil nonoknya terus mengisap-isap batang kontolku sampai amblas semuanya ke dasar kemaluannya. Tiba-tiba..."Pppaaaahhhhh, oggghhhhhhhh, papaaaahhhh, Mamaaaaahh ...
Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut kontolku yang terbenam penuh di memek Rita, kemudian kaki kanan Rita kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Rita memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas. Dengan posisi demikian, kusodok terus kontolku keluar dan ke dalam lubang memeknya yang merah basah. Rita mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan kontolku sampai dasar memeknya. "Ooggghhhhh,........maaahhh...., oooogghhhh...., nikmat sekali sayang....." lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan memek Rita yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot. "Paaaaahh...., mamah enaaakkk lagiiiii...., ooogghhh.... Paaahhhh..." dia mulai melenguh lagi keenakan. Aku semakin bersemangat menusukkan kontolku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik keujung kontolku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Rita yang hangat membara. Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau ngentot dengan doggy style, supaya kontolku bisa
kutusukkan ke memeknya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah.
Dalam posisi ngentot nungging begitu, aku dan Rita merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dhasyat. Apalagi aku merasakan lobang memeknya semakin sempit menjepit batang
kontolku dan sedotannya semakin menjadi-jadi mex!!!. "Paaaaaahhhhh...... teruuuuusss genjoooottt.... Pppaaaaaahhhh...." Rita mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lobang memeknya terlihat jelas melahap semua batang kontolku. "Blleeeessss, shhhoooottt..... bleeeesss...... sroooottt, sreetttcrreeckkk....."gesekan kontolku dan memeknya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.
"Maaaaaaaahhhh,oooogggghhh...,adduuuuuhh, yaaaaangg...., emghhhhh, papah enaaaaaaakk....,ooghhhh!!!" aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemes menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak. Sementara itu keringatku semakin bercucucuran membasahi kasur meskipun air-condition cukup dingin di kamar hotel itu.
"Paaaahhhh, oooggghhh.....,teruuuussss tusuuuuuk paaaahhhhh....."Rita merintih-rintih keasyikan, kelihatannya akan klimaks lagi. Rupanya Rita nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan.
Rita memintaku untuk terlentang lagi dan sementara dia berada jongkong di depanku, sehingga memeknya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas didepan mataku. Aku memberi kode agar Rita mendekatkan memeknya ke mukaku. Sesaat kemudian memeknya sudah ditindihkan dimulutku dan kulumat habis cairan asin campur manis yang ada diselangkangan dan mulut memek dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Rita melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya keatas kebawah dan membenamkan memeknya ke mukaku.
"Paaaahhhh........, oooghhh, paaaaaaahhh..., nikmaaaaattt, yaaaaaangg....teruussss, adduuuuuuuuhhhh...., ooggghhhhh, eemmmhh, gilaaa....,emmmhhh,......" mulai rame lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat,
menggigit-gigit kecil kemaluan dan itilnya, lidahku terus menggapai-gapai kedalam kemaluannya dan sesekali menjilat lobang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Rita kalau sedang ngentot itu tak bisa aku lupakan sampai saat ini. Ritaku adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir Tuhan memisahkan kami berdua?
Rita kembali kuminta celentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan dan mendengar lenguhannya didepan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam memeknya kalau aku ejakulasi sambil berada diatas tubuhnya yang mulus montok, tergadang sambil meremah buah dadanya yang putih padat.
Kumasukan lagi segera kontolku yang sekeras besi dan berwarna cokelat mengkilap itu kelobang memeknya....."Blleeeeeeeeessssssss". Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku diujung kontolku. Kugenjot kontolku keluar masuk memek Rita sampai keujung batang kontolku, sehingga jembut kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Rita keatas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulkudan kontolku, Rita meringis dan melenguh keenakan."Ppaaaaaaahhh.....teruuussss ppaaaaaaahhh.....oogghhh, kontol papah enaaakk.....oooogggghhhh, eeeemmmhh..... emmmhhh... aduuuuhhhh". Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodo toch udah bayar mahal ini. Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang kontolku dari memek Rita yang
semakin licin tapi tetap sempit kaya perawan.
"Ooooggghhh...mmaaaaaahhh...., ooooggghhh..., maaaaahhh.....ikut goyang donk sayaaaaaang..., oooooooghhh... Papaaahh maauuu keluuuuaaaaarr....." aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, enak dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ritaku sayang. Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelobang memek Rita. "Paahh, aduuuuuhhh, barang yuuuu..ppaaaaahh....mamaah mmooo keluaaaarr lagi" Rita minta aku menindihinya dan menciumnya. Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya. "Oooogghhh... yuuuu... baraeeng.. paaaahhh... aiiiiaaooogghh... aduuuuuhhh.. yuuu ....Maaaahh.... Paaaaahhh......" badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi. Air maniku kusemprotkan dalam-dalam kelubang memek Rita, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puaaaaasss sekali. Sesekali kontolku kutusukan kedalam memeknya, Rita menggelinjang geli dan melenguh "paaaahh...udaaaahhh...mamaaahhh geliiii..."matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi memeknya dengan jilatan lidah dan mulutku, sayang...., ketimbang pakai anduk. Memeknya tetap harum, manis dan wangi laksana melati ( Bersambung lho, tunggu lanjutannya sepulang aku dari Jerman ).
No comments:
Post a Comment