Mantan penjaga gawang Der Panzer tak habis pikir dengan hasil imbang 4-4 ketika jumpa Swedia.
Meski Jerman memiliki beberapa pemain terkemuka dan di hampir semua departemen, pasukan Joachim Low hingga kini belum memenangi sebuah medali.
Yang terbaru, performa Jerman di ajang kualifikasi Piala Dunia 2014 sangat mengecewakan. Pasalnya, meski sempat unggul 4-0 atas Swedia terlebih dahulu, mereka akhirnya pulang dengan hasil minor karena disamakan kedudukannya.
Menanggapi hasil pertandingan beberapa hari lalu, mantan penjaga gawang macam Oliver Kahn mengatakan kepada Abendzeitung bahwa ia tidak terkesan dengan reaksi tim Jerman untuk menghentikan tekad membalikkan keadaan Swedia.
"Mengecewakan mengingat Jerman mendominasi pertandingan hingga menit ke-60. Hal itu sungguh bodoh, saat 4-2 setidaknya, fokus pertandingan harusnya untuk mengamankan hasil, menstabilkan pertahanan.
"Tampaknya, tim ini saya nilai tidak dapat bereaksi dengan tepat terhadap situasi yang ekstrim, sebuah rencana B pun hilang," ujar Kahn.
"Di lapangan, ada sedikit sekali komunikasi, sedikit atmosfer. Setelah kebobolan pada 4-2 melawan Swedia, ketika memiliki kesan takut secara kolektif, kelumpuhan itu menyebar.
"Saat 4-3 dan Anda gugup, hal itu sebagai sebuah konsekuensi logis. Tim lawan tiba-tiba tampil beringas. Namun, tim yang berada di lapangan cukup berpengalaman untuk tidak membiarkan hal itu terjadi. Tugasnya [Low] harunysa tidak hanya menyempurnakan tim secara taktis, tetapi juga memberikan stabilitas mental."
Yang terbaru, performa Jerman di ajang kualifikasi Piala Dunia 2014 sangat mengecewakan. Pasalnya, meski sempat unggul 4-0 atas Swedia terlebih dahulu, mereka akhirnya pulang dengan hasil minor karena disamakan kedudukannya.
Menanggapi hasil pertandingan beberapa hari lalu, mantan penjaga gawang macam Oliver Kahn mengatakan kepada Abendzeitung bahwa ia tidak terkesan dengan reaksi tim Jerman untuk menghentikan tekad membalikkan keadaan Swedia.
"Mengecewakan mengingat Jerman mendominasi pertandingan hingga menit ke-60. Hal itu sungguh bodoh, saat 4-2 setidaknya, fokus pertandingan harusnya untuk mengamankan hasil, menstabilkan pertahanan.
"Tampaknya, tim ini saya nilai tidak dapat bereaksi dengan tepat terhadap situasi yang ekstrim, sebuah rencana B pun hilang," ujar Kahn.
"Di lapangan, ada sedikit sekali komunikasi, sedikit atmosfer. Setelah kebobolan pada 4-2 melawan Swedia, ketika memiliki kesan takut secara kolektif, kelumpuhan itu menyebar.
"Saat 4-3 dan Anda gugup, hal itu sebagai sebuah konsekuensi logis. Tim lawan tiba-tiba tampil beringas. Namun, tim yang berada di lapangan cukup berpengalaman untuk tidak membiarkan hal itu terjadi. Tugasnya [Low] harunysa tidak hanya menyempurnakan tim secara taktis, tetapi juga memberikan stabilitas mental."
No comments:
Post a Comment